iklan

Sunday, November 29, 2015

ANC (Antenatal Carr)

BAB IV
PEMBAHASAN

A. Ante Natal Care (ANC)
Berdasarkan pengkajian kehamilan terhadap Ny. A pada tanggal 24 Februari 2015 diperoleh data HPHT 24-06-2014 dan usia kehamilan 35 minggu ibu mengatakan merasa nyeri pada punggung bagian bawah dan pinggang. Berdasarkan data ini menunjukkan keadaan ketidaknyamanan fisiologis yang terjadi pada kehamilan trimester III. Dalam Myles (2009) selama kehamilan, relaksasi sendi pelvik kemungkinan terjadi akibat perubahan hormonal. Estrogen, progesteron dan relaksin semuanya tampak terlibat serta postur biasanya mengalami perubahan untuk mengompensasi pembesaran uterus, terutama jika tonus otot abdomen buruk. lordosis progresif menggeser pusat gravitasi ibu yang dapat menyebabkan nyeri punggung bagian bawah diakhir kehamilan Dengan data ini maka diagnosa kebidanan terhadap Ny.A ditetapkan G1P0A0 usia kehamilan 35 minggu janin tunggal hidup intrauterine presentasi kepala dengan masalah pasien adalah nyeri punggung bagain bawah dan pingang.
Kemungkinan penyebab timbulnya rasa nyeri punggung bagian bawah dan pinggang yang dirasakan meningkat intensitasnya seiring pertambahan berat uterus. Akibat pergeseran pusat gravitasi wanita tersebut, untuk mencegah terjatuh pada umumnya ibu hamil berusaha membawa badan ke arah belakang untuk menegakkan badan. Gerakan tersebut menimbulkan tekanan pada punggung bawah sehingga sakit punggung menjadi suatu hal yang tak dapat dihindari (Myles, 2009). Dampak apabila masalah ini tidak ditangani maka akan menyebabkan meningkatnya rasa nyeri yang dirasakan hingga terganggunya aktivitas ibu, kurangnya mobilisasi dapat menyebebkan sirkulasi darah tidak lancar, sehinnga suplai oksigen ke janin akan terganggu. SUMBER. Terdapat beberapa langkah sederhana yang dapat dianjurkan bidan kepada ibu untuk mengurangi rasa tidak nyaman tersebut, seperti mempertahakan postur yang baik, menggunakan posisi yang tepat ketika mengangkat sesuatu yang berat dan tidak berdiri terlalu lama. Instruksi untuk latihan panggul juga dapat diberikan (Myles, 2009). Penatalaksanaan untuk mengatasi keluhan yang ibu rasakan adalah dengan memberi asuhan mangajarkan ibu senam hamil dan menganjurkan ibu melakukannya di rumah 2x seminggu dan mengajnjurkan ibu mengkonsumsi madu 2 sendok makan sehari. TEORI N SUMBER
Asuhan yang diberikan tidak dapat mengatasi keluhan rasa nyeri yang dirasakan oleh ibu, maka dilakukan kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan dan kebidanan untuk mengatasi permasalahan tersebut, hingga ditetapkan bahwa sumber rasa nyeri disebabkan oleh infeksi pada pada alat genital. Berdasar SUMBER Rasa nyeri pada tulang panggul dapat disebabkan oleh adanya infeksi oleh bakteri atau virus. Penatalaksanaan untuk dalam masalah ini dengan melakukan cuci vagina kemudian diberikan terapi pengobatan, setelah dilakukan pemeriksaan ulang nampak bahwa infeksi pada mulut rahim telah membaik.

B. Intra Natal Care (INC)
Berdasar pengkajian kehamilan terhadap Ny. A pada tanggal 8 April 2015 pukul 08.00 WIB diperoleh data usia kehamilan ibu melebihi tanggal tafsiran persalinan. Kehamilan aterm ialah usia kehamilan antara 38 sampai 42 minggu dan ini merupakan periode dimana terjadi persalinan normal (Prawirohardjo, 2006). Dengan data ini maka diagnosa kebidanan terhadap Ny.A ditetapkan G1P0A0 usia kehamilan 41 minggu janin tunggal hidup intrauterine presentasi kepala. Diagnosa potensial ditetapkan adalah potensial kehamilan lebih bulan (post date). Kekhawatiran dalam menghadapi kehamilan lewat waktu ialah meningkatnya resiko kesakitan dan kematian perinatal, risiko kematian perinatal kehamilan lewat waktu dapat menjadi 3 kali dibandingkan kehamilan aterm (Prawirohardjo, 2006). Para peneliti melaporkan bahwa kadar erotropoietin darah tali pusat meningkat secara signifikan pada kehamilan yang mencapai 41 minggu atau lebih, hal ini mengakibatkan pada penurunan oksigenasi janin (Obstetri William, 880) Antisipasi akan timbulnya komplikasi, maka penatalaksanaannya adalah dengan melakukan rujukan ke dokter spesialis kandungan dan kebidanan.
Pada fasilitas rujukan dilakukan di lakukan pemeriksaan USG ditetapkan diagnosa terhadap Ny.A ditetapkan G1P0A0 usia kehamilan 41 minggu janin tunggal hidup intrauterine presentasi kepala dengan oligohidramnion. Diagnosa potensial ditetapkan adalah kompresi tali pusat, fetal distress, dan asfiksia. Sebagai antisipasi akan timbulnya komplikasi tersebut maka penatalaksaan yang dilakukan adalah dengan terminasi kehamilan. Dibandingkan dengan kontrol indeks cairan amnion kurang dari 5 cm, perempuan dengan oligohidramnion memiliki peningkatan yang nyata sebesar 2,2 kali lipat untuk pelahiran caesar karena distress janin dan peningkatan 5,2 kali lipat untuk resiko skor apgar 5 menit kurang dari 7, dan kompresi tali pusat selama persalinan sering disertai dalam oligohidramnion (obstetri William :518). Persalinan secara sectio saecaria pada pukul 16.30 WIB dan selesai pada pukul  17.00 WIB, jenis kelamin bayi perempuan, berat badan bayi 3300 gr.
Setelah diobservasi selama kala IV tidak ditemukan masalah semuanya dalam batas normal, keadaan umum baik, tanda-tanda vital normal. Perdarahan pada kala IV sebanyak 110 cc, kontraksi baik, tinggi fundus uteri sepusat, kandung kemih kosong, dan tidak ditemukan adanya kegawatdaruratan seperti tanda-tanda infeksi. Pengawasan pada kala IV, dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam post partum. Menurut Prawirohardjo (2008 : 119) selama kalaa IV memantau ibu setiap 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran plasenta, dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalianan meliputi fundus, plasenta, selaput ketuban, perineum, memperkirakan oegeluaran darah, lokhia, kandung kemih, dan kondisi ibu.


C. Post Partum
Dari pengkajian masa nifas tanggal 9 April 2015  terhadap Ny. A post sectio saecaria hari ke 1 ke diperoleh bahwa ibu belum dapat menyusui dengan benar. Berdasarkan data ini menunjukkan bahwa tekhnik menyusui yang tidak tepat berdampak pada pemenuhan nutrisi bayi tidak terpenuhi. Kemungkinan penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan ibu tentang tekhnik menyusui yang benar. Apabila masalah ini tidak segera ditangani akan mengakibatkan penurunan berat badan bayi yang abnormal dan dapat menimbulkan ikterus pada bayi. Selain itu tekhnik meyusui yang benar dapat meenambah produksi ASI dan mempercepat proses involusi uteri. TEORI. Penatalaksanaan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menjelaskan dan mengajari ibu tentang tekhnik menyusui yang benar. Selama masa post partum proses involusi berjalan dengan normal. TEORI

D. Keluarga Berencana
Berdasarkan hasil pengkajian saat kehamilan, metode kontrasepsi yang ibu dan suami pilih adalah KB IUD. Namun hal ini bertentangan dengan riwayat ginekologi Ny.A yang menderita infeksi pada alat genital saat kehamilan. Menurut Abdul Bari (2006) salah satu kontraindikasi akseptor IUD yaitu sedang menderita infeksi alat genital. Dampak apabila Ny.A menggunakan KB IUD dikhawatirkan dapat membuat infeksi berulang pada masa nifas. Maka Ny. A dan suami memilih alat kontrasepsi implant untuk menunda kehamilan berikutnya.


Tinggalkan Komentar Anda Terimakasih

SKRIPSI MAHASISWA S1 KESEHATAN MASYARAKAT

  BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Perlindungan terhadap anak pada suatu masyarakat bangsa merupakan tolak ukur peradaban ban...