PERSALINAN PADA PRESENTASI SUNGSANG
Persalinan pada
presentasi sungsang :
- Persalinan pervaginam:
- Persalinan sungsang spontan pervaginam (cara Bracht)
- Ekstraaksi bokong parsialis
- Ekstraksi bokong / kaki totalis
2.
Persalinan perabdominal: Sectio Caesar
Indikasi :
- Janin besar
- Janin “viable” dengan gawat janin
- Nilai anak sangat tinggi ( high social value baby )
- Keadaan umum ibu buruk
- Inpartu tapi dengan kemajuan persalinan yang tidak memuaskan ( partus lama, “secondary arrest“ dsbnya)
- Panggul sempit atau kelainan bentuk panggul
- Hiperekstensi kepala
- Bila sudah terdapat indikasi pengakhiran kehamilan dan pasien masih belum inpartu (beberapa ahli mencoba untuk mengakhiri kehamilan dengan oksitosin drip)
- Disfungsi uterus (beberapa ahli mencoba untuk mengakhiri persalinan dengan oksitosin drip)
- Presentasi bokong tidak sempurna atau presentasi kaki
- Janin sehat preterm pada pasien inpartu dan atau terdapat indikasi untuk segera mengakhiri kehamilan atau persalinan.
- Gangguan pertumbuhan intrauterine berat
- Riwayat obstetri buruk
- Operator tidak berpengalaman dalam melakukan pertolongan persalinan sungsang spontan pervaginam
- Pasien menghendaki untuk dilakukan sterilisasi setelah persalinan ini.
TEHNIK PERTOLONGAN PERSALINAN SUNGSANG
MEKANISME PERSALINAN SUNGSANG SPONTAN
PER VAGINAM
Terdapat perbedaan dasar antara persalinan pada presentasi
sungsang dengan persalinan pada presentasi belakang kepala.
Pada presentasi belakang kepala, bila kepala sudah
lahir maka sisa tubuh janin akan mengalami proses persalinan selanjutnya dan
umumnya tanpa kesulitan.
Pada presentasi sungsang, lahirnya bokong dan bagian
tubuh janin tidak selalu dapat diikuti dengan persalinan kepala secara spontan.
Dengan demikian maka pertolongan persalinan sungsang pervaginam memerlukan
keterampilan khusus dari penolong persalinan.
Engagemen dan desensus bokong terjadi melalui
masuknya diameter bitrochanteric bokong melalui diameter oblique panggul.
Panggul anterior anak umumnya mengalami desensus
lebih cepat dibandingkan panggul posterior.
Pada saat bertemu dengan tahanan jalan lahir terjadi
putar paksi dalam sejauh 450 dan diikuti dengan pemutaran panggul
anterior kearah arcus pubis sehingga diameter bi-trochanteric menempati
diameter antero-posterior pintu bawah panggul.
Setelah putar paksi dalam, desensus bokong terus
berlanjut sampai perineum teregang lebih lanjut oleh bokong dan panggul
anterior terlihat pada vulva.
Melalui gerakan laterofleksi tubuh janin, panggul
posterior lahir melalui perineum.
Tubuh anak menjadi lurus ( laterofleksi berakhir )
sehingga panggul anterior lahir dibawah arcus pubis. Tungkai dan kaki dapat
lahir secara spontan atau atas bantuan penolong persalinan.
Setelah bokong lahir, terjadi putar paksi luar
bokong sehingga punggung berputar keanterior dan keadaan ini menunjukkan bahwa
saat itu diameter bisacromial bahu sedang melewati diameter oblique pintu atas
panggul.
Bahu selanjutnya mengalami desensus dan mengalami
putar paksi dalam sehingga diameter bis-acromial berada pada diameter
antero-posterior jalan lahir.
Segera setelah bahu, kepala anak yang umumnya dalam
keadaan fleksi maksimum masuk panggul melalui diameter oblique dan kemudian
dengan cara yang sama mengalami putar paksi dalam sehingga bagian tengkuk janin
berada dibawah simfisis pubis. Selanjutnya kepala anak lahir melalui gerakan
fleksi.
Engagemen bokong dapat terjadi pada diameter
tranversal panggul dengan sacrum di anterior atau posterior. Mekanisme
persalinan pada posisi tranversal ini sama dengan yang sudah diuraikan diatas,
perbedaan terletak pada jauhnya putar paksi dalam ( dalam keadaan ini putar
paksi dalam berlangsung sejauh 900 ).
Kadang-kadang putar paksi dalam terjadi sedemikian
rupa sehingga punggung anak berada dibagian posterior dan pemutaran semacam ini
sedapat mungkin dicegah oleh karena persalinan kepala dengan dagu didepan akan
jauh lebih sulit bila dibandingkan dengan dagu di belakang selain itu dengan
arah pemutaran seperti itu kemungkinan terjadinya hiperekstensi kepala anak
juga sangat besar dan ini akan memberi kemungkinan terjadinya “after coming
head” yang amat besar.
PENATALAKSANAAN PERSALINAN
Selama proses persalinan, resiko ibu dan anak jauh
lebih besar dibandingkan persalinan pervaginam pada presentasi belakang kepala.
- Pada saat masuk kamar bersalin perlu dilakukan penilaian secara cepat dan cermat mengenai : keadaan selaput ketuban, fase persalinan, kondisi janin serta keadaan umum ibu.
- Dilakukan pengamatan cermat pada DJJ dan kualitas his dan kemajuan persalinan.
- Persiapan tenaga penolong persalinan – asisten penolong persalinan - dokter anak dan ahli anaesthesi.
Persalinan spontan pervaginam (spontan Bracht)
terdiri dari 3 tahapan :
- Fase lambat pertama:
- Mulai dari lahirnya bokong sampai umbilikus (scapula).
- Disebut fase lambat oleh karena tahapan ini tidak perlu ditangani secara tergesa-gesa mengingat tidak ada bahaya pada ibu dan anak yang mungkin terjadi.
- Fase cepat:
- Mulai lahirnya umbilikus sampai mulut.
- Pada fase ini, kepala janin masuk panggul sehingga terjadi oklusi pembuluh darah talipusat antara kepala dengan tulang panggul sehingga sirkulasi uteroplasenta terganggu.
- Disebut fase cepat oleh karena tahapan ini harus terselesaikan dalam 1 – 2 kali kontraksi uterus (sekitar 8 menit).
- Fase lambat kedua:
- Mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala.
- Fase ini disebut fase lambat oleh karena tahapan ini tidak boleh dilakukan secara tergesa-gesa untuk menghidari dekompresi kepala yang terlampau cepat yang dapat menyebabkan perdarahan intrakranial
Tehnik pertolongan sungsang spontan
pervaginam (spontan BRACHT )
- Pertolongan dimulai setelah bokong nampak di vulva dengan penampang sekitar 5 cm.
- Suntikkan 5 unit oksitosin i.m dengan tujuan bahwa dengan 1–2 his berikutnya fase cepat dalam persalinan sungsang spontan pervaginam akan terselesaikan.
- Dengan menggunakan tangan yang dilapisi oleh kain setengah basah, bokong janin dipegang sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong berada pada bagian belakang pangkal paha dan empat jari-jari lain berada pada bokong janin (gambar 1)
- Pada saat ibu meneran, dilakukan gerakan mengarahkan punggung anak ke perut ibu ( gerak hiperlordosis )sampai kedua kaki anak lahir .
- Setelah kaki lahir, pegangan dirubah sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari sekarang berada pada lipatan paha bagian belakang dan ke empat jari-jari berada pada pinggang janin (gambar 2)
- Dengan pegangan tersebut, dilakukan gerakan hiperlordosis dilanjutkan ( gerak mendekatkan bokong anak pada perut ibu ) sedikit kearah kiri atau kearah kanan sesuai dengan posisi punggung anak.
- Gerakan hiperlordosis tersebut terus dilakukan sampai akhirnya lahir mulut-hidung-dahi dan seluruh kepala anak.
- Pada saat melahirkan kepala, asisten melakukan tekanan suprasimfisis searah jalan lahir dengan tujuan untuk mempertahankan posisi fleksi kepala janin
- Setelah anak lahir, perawatan dan pertolongan selanjutnya dilakukan seperti pada persalinan spontan pervaginam pada presentasi belakang kepala.
Gambar 1 : Pegangan panggul anak pada
persalinan spontan Bracht
Gambar 2 Pegangan bokong anak pada
persalinan spontan Bracht
Prognosis
- Prognosis lebih buruk dibandingkan persalinan pada presentasi belakang kepala.
- Prognosa lebih buruk oleh karena:
- Perkiraan besar anak sulit ditentukan sehingga sulit diantisipasi terjadinya peristiwa “after coming head”.
- Kemungkinan ruptura perinei totalis lebih sering terjadi.
Sebab kematian anak:
- Talipusat terjepit saat fase cepat.
- Perdarahan intrakranial akibat dekompresi mendadak waktu melahirkan kepala anak pada fase lambat kedua.
- Trauma collumna vertebralis.
- Prolapsus talipusat.
EKSTRAKSI PARSIAL PADA PERSALINAN
SUNGSANG PERVAGINAM
Terdiri dari 3 tahapan :
- Bokong sampai umbilikus lahir secara spontan (pada frank breech).
- Persalinan bahu dan lengan dibantu oleh penolong.
- Persalinan kepala dibantu oleh penolong.
PERSALINAN BAHU DAN LENGAN
Gambar 3 Pegangan “Femuro Pelvic” pada
pertolongan persalinan sungsang pervaginam
- Pegangan pada panggul anak sedemikian rupa sehingga ibu jari penolong berdampingan pada os sacrum dengan kedua jari telunjuk pada krista iliaka anterior superior ; ibu jari pada sakrum sedangkan jari-jari lain berada didepan pangkal paha (gambar 3) .
- Dilakukan traksi curam kebawah sampai menemui rintangan (hambatan) jalan lahir.
- Selanjutnya bahu dapat dilahirkan dengan menggunakan salah satu dari cara-cara berikut:
- Lovset.
- Klasik.
- Müller.
1. Persalinan bahu dengan cara
LOVSET.
Memutar badan janin setengah lingkaran (1800)
searah dan berlawanan arah jarum jam sambil melakukan traksi curam kebawah
sehingga bahu yang semula dibelakang akan lahir didepan (dibawah simfsis).
Hal tersebut dapat terjadi oleh karena :
- Adanya inklinasi panggul (sudut antara pintu atas panggul dengan sumbu panggul)
- Adanya lengkungan jalan lahir dimana dinding sebelah depan lebih panjang dibanding lengkungan dinding sacrum disebelah belakang
Sehingga setiap saat bahu posterior akan berada pada
posisi lebih rendah dibandingkan posisi bahu anterior
Tehnik :
Gambar 4 Tubuh janin dipegang dengan
pegangan femuropelvik.Dilakukan pemutaran 1800 sambil melakukan
traksi curam kebawah sehingga bahu belakang menjadi bahu depan dibawah arcus
pubis dan dapat dilahirkan
Gambar 5 Sambil dilakukan traksi curam
bawah, tubuh janin diputar 1800 kearah yang berlawanan sehingga bahu
depan menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan dapat dilahirkan
Gambar 6 Tubuh janin diputar kembali 1800
kearah yang berlawanan sehingga bahu belakang kembali menjadi bahu depan
dibawah arcus pubis dan dapat dilahirkan
Keuntungan persalinan bahu dengan cara Lovset :
- Tehnik sederhana.
- Hampir selalu dapat dikerjakan tanpa melihat posisi lengan janin.
- Kemungkinan infeksi intrauterin minimal.
2. Persalinan bahu dengan cara
KLASIK
- Disebut pula sebagai tehnik DEVENTER.
- Melahirkan lengan belakang dahulu dan kemudian melahirkan lengan depan dibawah simfisis.
- Dipilih bila bahu tersangkut di pintu atas panggul.
Melahirkan lengan belakang lebih dulu (oleh
karena ruangan panggul sebelah belakang/sacrum relatif lebih luas didepan ruang
panggul sebelah depan) dan kemudian melahirkan lengan depan dibawah arcus
pubis.
Gambar 7 Melahirkan lengan belakang pada
tehnik melahirkan bahu cara KLASIK
Gambar 8 Melahirkan lengan depan pada
tehnik melahirkan bahu cara KLASIK
- Kedua pergelangan kaki dipegang dengan ujung jari tangan kanan penolong berada diantara kedua pergelangan kaki anak , kemudian di elevasi sejauh mungkin dengan gerakan mendekatkan perut anak pada perut ibu.
- Tangan kiri penolong dimasukkan kedalam jalan lahir, jari tengan dan telunjuk tangan kiri menyelusuri bahu sampai menemukan fosa cubiti dan kemudian dengan gerakan “mengusap muka janin ”, lengan posterior bawah bagian anak dilahirkan.
- Untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada pergelangan kaki janin diubah.
Dengan tangan kanan penolong, pergelangan kaki janin
dipegang dan sambil dilakukan traksi curam bawah melakukan gerakan seolah
“mendekatkan punggung janin pada punggung ibu” dan kemudian lengan depan
dilahirkan dengan cara yang sama.
Bila dengan cara tersebut pada no 3 diatas lengan
depan sulit untuk dilahirkan, maka lengan tersebut diubah menjadi lengan
belakang dengan cara:
- Gelang bahu dan lengan yang sudah lahir dicekap dengan kedua tangan penolong sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong terletak dipunggung anak dan sejajar dengan sumbu badan janin ; sedangkan jari-jari lain didepan dada.
- Dilakukan pemutaran tubuh anak kearah perut dan dada anak sehingga lengan depan menjadi terletak dibelakang dan dilahirkan dengan cara yang sudah dijelaskan pada no 2
Keuntungan : Umumnya selalu dapat dikerjakan pada
persalinan bahu
Kerugian : Masuknya tangan kedalam jalan lahir
meningkatkan resiko infeksi
3. Persalinan bahu dengan cara
MüELLER
- Melahirkan bahu dan lengan depan lebih dahulu dibawah simfisis melalui ekstraksi ; disusul melahirkan lengan belakang di belakang ( depan sacrum )
- Dipilih bila bahu tersangkut di Pintu Bawah Panggul
Gambar 9 (kiri) Melahirkan bahu depan
dengan ekstraksi pada bokong dan bila perlu dibantu dengan telunjuk jari tangan
kanan untuk mengeluarkan lengan depan
Gambar 10 (kanan) Melahirkan lengan
belakang (inset : mengait lengan atas dengan telunjuk jari tangan kiri
penolong)
Tehnik pertolongan persalinan bahu cara MüELLER:
- Bokong dipegang dengan pegangan “femuropelvik”.
- Dengan cara pegangan tersebut, dilakukan traksi curam bawah pada tubuh janin sampai bahu depan lahir (gambar 9 ) dibawah arcus pubis dan selanjutnya lengan depan dilahirkan dengan mengait lengan depan bagian bawah.
- Setelah bahu dan lengan depan lahir, pergelangan kaki dicekap dengan tangan kanan dan dilakukan elevasi serta traksi keatas (gambar 10),, traksi dan elevasi sesuai arah tanda panah) sampai bahu belakang lahir dengan sendirinya. Bila tidak dapat lahir dengan sendirinya, dilakukan kaitan untuk melahirkan lengan belakang anak (inset pada gambar 10)
Keuntungan penggunaan tehnik ini adalah oleh karena
tangan penolong tidak masuk terlalu jauh kedalam jalan lahir maka resiko
infeksi berkurang.
Melahirkan LENGAN MENUNJUK (Nuchal Arm)
Yang dimaksud dengan keadaan ini adalah bila pada
persalinan sungsang, salah satu lengan anak berada dibelakang leher dan
menunjuk kesatu arah tertentu.
Pada situasi seperti ini, persalinan bahu tidak dapat
terjadi sebelum lengan yang bersangkutan dirubah menjadi didepan dada.
Gambar 11 Lengan menunjuk ( “ nuchal
arm”)
- Tubuh janin dicekap sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong berada dipunggung anak sejajar dengan sumbu tubuh anak dan jari-jari lain didepan dada.
- Badan anak diputar 1800 searah dengan menunjuknya lengan yang dibelakang leher sehingga lengan tersebut akan menjadi berada didepan dada (menjadi lengan depan).
- Selanjutnya lengan depan dilahirkan dengan tehnik persalinan bahu cara KLASIK.
Gambar 12 Lengan kiri menunjuk kekanan
Gambar 13 Tubuh anak diputar searah
dengan menunjuknya lengan (kekanan)
Gambar 14 Menurunkan lengan anak
Bila lengan yang menunjuk adalah lengan anterior
: (dekat dengan sinfisis) maka :
Penanganan dilakukan dengan cara yang sama,
perbedaan terletak pada cara memegang tubuh anak dimana pada keadaan ini kedua
ibu jari penolong berada didepan dada sementara jari-jari lain dipunggung
janin.
Melahirkan LENGAN MENJUNGKIT
Yang dimaksud dengan lengan menjungkit adalah suatu
keadaan dimana pada persalinan sungsang pervaginam lengan anak lurus disamping
kepala.
Keadaan ini menyulitkan terjadinya persalinan
spontan pervaginam.
Cara terbaik untuk mengatasi keadaan ini adalah
melahirkan lengan anak dengan cara LOVSET.
Gambar 15. Melahirkan lengan menjungkit
Bila terjadi kemacetan bahu dan lengan
saat melakukan pertolongan persalinan sungsang secara spontan (Bracht), lakukan
pemeriksaan lanjut untuk memastikan bahwa kemacetan tersebut tidak disebabkan
oleh lengan yang menjungkit.
PERSALINAN KEPALA
~ After Coming Head
Pertolongan untuk melahirkan kepala pada presentasi
sungsang dapat dilakukan dengan berbagai cara:
1. Cara MOURICEAU ( Viet – Smellie)
Gambar 16 Tehnik Mouriceau
Dengan tangan penolong yang sesuai dengan arah
menghadapnya muka janin, jari tengah dimasukkan kedalam mulut janin dan jari
telunjuk serta jari manis diletakkan pada fosa canina.
- Tubuh anak diletakkan diatas lengan anak, seolah anak “menunggang kuda”.
- Belakang leher anak dicekap diantara jari telunjuk dan jari tengah tangan yang lain.
- Assisten membantu dengan melakukan tekanan pada daerah suprasimfisis untuk mempertahankan posisi fleksi kepala janin.
- Traksi curam bawah terutama dilakukan oleh tangan yang dileher.
2. Cara PRAGUE TERBALIK
Dilakukan bila occiput dibelakang (dekat dengan
sacrum) dan muka janin menghadap simfisis.
Satu tangan mencekap leher dari sebelah belakang dan
punggung anak diletakkan diatas telapak tangan tersebut.
Tangan penolong lain memegang pergelangan kaki dan
kemudian di elevasi keatas sambil melakukan traksi pada bahu janin sedemikian
rupa sehingga perut anak mendekati perut ibu.
Dengan larynx sebagai hypomochlion kepala anak
dilahirkan.
Gambar 17 Persalinan kepala dengan
tehnik Prague terbalik
EKSTRAKSI TOTAL PADA PERSALINAN SUNGSANG
PERVAGINAM
Persalinan sungsang pervaginam dimana keseluruhan
proses persalinan anak dikerjakan sepenuhnya oleh penolong persalinan.
Jenis ekstraksi total :
- Ekstraksi bokong
- Ekstraksi kaki
EKSTRAKSI
BOKONG
Tindakan ini dikerjakan pada letak bokong murni dengan
bokong yang sudah berada didasar panggul. Tehnik :
- Jari telunjuk penolong yang sesuai dengan bagian kecil anak dimasukkan jalan lahir dan diletakkan pada lipat paha depan anak. Dengan jari tersebut, lipat paha dikait. Untuk memperkuat kaitan tersebut, tangan lain penolong mencekap pergelangan tangan yang melakukan kaitan dan ikut melakukan traksi kebawah (gambar 18 dan 19)
- Bila dengan traksi tersebut trochanter depan sudah terlihat dibawah arcus pubis, jari telunjuk tangan lain segera mengait lipat paha belakang dan secara serentak melakukan traksi lebih lanjut untuk melahirkan bokong (gambar 20)
- Setelah bokong lahir, bokong dipegang dengan pegangan “femuropelvik” dan janin dilahirkan dengan cara yang sudah dijelaskan pada ekstraksi bokong parsialis.
Gambar 18 Kaitan pada lipat paha depan
untuk melahirkan trochanter depan
Gambar 19 Untuk memperkuat traksi
bokong, dilakukan traksi dengan menggunakan kedua tangan seperti terlihat pada
gambar.
Gambar 20 Traksi dengan kedua jari untuk
melahirkan bokong
EKSTRAKSI KAKI
- Setelah persiapan selesai, tangan penolong yang sesuai dengan bagian kecil anak dimasukkan secara obstetris kedalam jalan lahir, sedangkan tangan lain membuka labia.
- Tangan yang didalam mencari kaki dengan menyelusuri bokong – pangkal paha sampai belakang lutut (fosa poplitea) dan kemudian melakukan fleksi dan abduksi paha janin sehingga sendi lutut menjadi fleksi.(gambar 21)
- Tangan yang diluar (dekat dibagian fundus uteri) mendekatkan kaki janin untuk mempermudah tindakan mencari kaki janin tersebut diatas (gambar 22)
- Setelah lutut fleksi, pergelangan kaki anak dipegang diantara jari ke II dan III dan dituntun keluar dari vagina (gambar 23)
Gambar 21 Tangan dalam mencari kaki
dengan menyelusuri bokong sampai fosa poplitea
|
|
Gambar 22 Bantuan tangan luar dibagian
fundus uteri dalam usaha mencari kaki janin
|
Gambar 23 c, d , e
Rangkaian langkah mencari dan menurunkan
kaki pada persalinan sungsang (maneuver Pinard)
- Kedua tangan penolong memegang betis anak dengan meletakkan kedua ibu jari dibelakang betis sejajar dengan sumbu panjangnya dan jari-jari lain didepan tulang kering. Dengan pegangan ini dilakukan traksi curam bawah pada kaki sampai pangkal paha lahir
- Pegangan kini dipindahkan keatas setinggi mungkin dengan kedua ibu jari dibelakang paha pada sejajar sumbu panjangnya dan jari lain didepan paha. Dengan pegangan ini pangkal paha ditarik curam bawah sampai trochanter depan lahir ( gambar 24)
- Kemudian dilakukan traksi curam atas pada pangkal paha untuk melahirkan trochanter belakang sehingga akhirnya seluruh bokong lahir. (Gambar 25)
- Setelah bokong lahir, dilakukan pegangan femuropelvik dan dilakukan traksi curam dan selanjutnya untuk menyelesaikan persalinan bahu dan lengan serta kepala seperti yang sudah dijelaskan.
Gambar 26. Terlihat bagaimana cara
melakukan pegangan pada pergelangan kaki anak. Sebaiknya digunakan kain
setengah basah untuk mengatasi licinnya tubuh anak ; Traksi curam bawah untuk
melahirkan lengan sampai skapula depan terlihat .
Gambar 27. Pegangan selanjutnya adalah
dengan memegang bokong dan panggul janin (jangan diatas panggul anak). Jangan
lakukan gerakan rotasi sebelum skapula terlihat.
Gambar 28. Skapula sudah terlihat,
rotasi tubuh sudah boleh dikerjakan
Gambar 29. Dilakukan traksi curam atas
untuk melahirkan bahu belakang yang diikuti dengan gerakan untuk membebaskan
lengan belakang lebih lanjut.
Gambar 30. Persalinan bahu depan melalui
traksi curam bahwa setelah bahu belakang dilahirkan ; Lengan depan dilahirkan
dengan cara yang sama dengan melahirkan lengan belakang.
KOMPLIKASI PERSALINAN SUNGSANG
PERVAGINAM
Komplikasi ibu
- Perdarahan
- Trauma jalan lahir
- Infeksi
Komplikasi anak
- Sufokasi / aspirasi :
Bila sebagian besar tubuh janin sudah lahir, terjadi
pengecilan rongga uterus yang menyebabkan gangguan sirkulasi dan menimbulkan
anoksia. Keadaan ini merangsang janin untuk bernafas dalam jalan lahir sehingga
menyebabkan terjadinya aspirasi.
- Asfiksia :
Selain hal diatas, anoksia juga disebabkan oleh
terjepitnya talipusat pada fase cepat
- Trauma intrakranial:
Terjadi sebagai akibat :
- Panggul sempit
- Dilatasi servik belum maksimal (after coming head)
- Persalinan kepala terlalu cepat (fase lambat kedua terlalu cepat)
- Fraktura / dislokasi:
Terjadi akibat persalinan sungsang secara operatif
- Fraktura tulang kepala
- Fraktura humerus
- Fraktura klavikula
- Fraktura femur
- Dislokasi bahu
- Paralisa nervus brachialis yang menyebabkan paralisa lengan terjadi akibat tekanan pada pleksus brachialis oleh jari-jari penolong saat melakukan traksi dan juga akibat regangan pada leher saat membebaskan lengan.
http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/09/persalinan-pada-presentasi-sungsang.html
No comments:
Post a Comment